Selasa, 03 Februari 2009

BAHASA GOTHIC (Part I)

Berangkat dari banyak statement yang salah mengenai Gothic, dimana banyak orang sering menduga bahwa Gothic terkait dengan penganut satanism, kekerasan, suicidal, dan lain-lain. Selain itu banyak juga diantaranya orang-orang yang mengaku Gothic namun ternyata belum mengerti sama sekali bagaimana Gothic bisa mempengaruhi dunia hingga saat ini.

Seperti sudah diungkapkan pada postingan sebelumnya, Gothic sebagai sebuah bangsa telah membuat bangsa Romawi ‘kocar-kacir’. Gothic dilihat dari dimensi bahasa tergolong kedalam bahasa yang bisa dibilang sudah punah yang akan memberikan anada sebuah wawasan mengenai evolusi dari bahasa Jermanik dilihat dari zamannya. Gothic merupakan bahasa yang unik, yang hanya tercatat dengan baik pada bahasa Jermanik Timur. Gothic juga digunakan sebagai batu loncatn untuk mempelajari bahasa Latin atau Yunani, dimana beberapa prinsip yang mana merupakan sumbangan dari bahasa Gothic. Jika anda tertarik dengan sejarah dari bangsa Goth dan rumpun Jerman lainnya, bahasa gothic dapat digunakan untuk mempelajari lebih jauh mengenai Gothic.

Biar ga cuma jadi poser doang, yang cuma bisa tau kulitnya doang, yang terlihat dijalan-jalan dengan ‘style’ Victorian gothic, Medievel, Elizabethan, Corpse paint atau fusion fashion lainnya, ga ada salahnya kita bahas Gothic dilihat dari berbagai dimensinya yang luas. Kita juga harus tahu ‘daleman’ dari Gothic itu sendiri

Di postingan sebelumnya, cuma diangkat secara garis besar mengenai bahasa Gothic, nah sekarang gw coba buat nambahin kekurangannya….

So… EnjOoy…

· Gambaran Umum

Bahasa Gothic adalah bahasa yang digunakan oleh rumpun Jermanik kuno yang dikenal sebagai bangsa Goth. Seperti halnya bahasa Jerman, Gothic juga merupakan perpanjangan dari satu ‘keluarga’ yang sama seperti Jerman, Belanda, Swedia dan Inggris. Oleh karena hubungan dengan bahasa-bahasa tersebut, kita pasti akan menemukan beberapa kata yanag akan terlihat dan memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa yang sekarang digunakan (hal ini disebut cognate). Sebagai sebuah bahasa Jermanik, bahasa Gothik merupakan bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini merupakan bahasa Jermanik yang tercatat paling awal, namun tidak memiliki turunan modern - satu-satunya cabang dari bahasa Jerman yang punah.

Meskipun ada fakta bahwa Gothic merupakan bagian dari satu ‘keluarga’ seperti Jerman dan Inggris, ada beberapa kata yang berinfleksi (atau mengalami perubahan pada akhir sebuah kata untuk menentukan artinya dalam sebuah kalimat) dari arti yang berasal dari sebuah kata yang biasa digunakan seperti halnya di Inggris. Selain itu, ada beberapa ciri-ciri unik dari akar kata bahasa Jermnik timur dimana tidak ditemukan di bahasa Jermanik yang lain. Dalam pengertiannya, hal tersebut lebih mendekati bahasa Latin.

Gothic sendiri, semula tertulis dalam sebuah variasi dari futhark (runes). Akan tetapi, hal tersebut akhirnya mengalami beberapa perubahan dalam abjadnya yang diciptakan oleh Gothic bishop yaitu Wulfilas, yang menjadi pendasar abjad dalam abjad Yunani, dengan beberapa naskah yang dimodifikasi dari abjad futhark kuno dan mungkin juga dari abjad Latin. Wulfilas kemudian menerjemahkan Bible kedalam bahasa Gothic, halaman-halaman dari terjemahan tersebut yang berhasil ditemukan, dan masih ada hingga sekarang ditulis dengan bahasa Gothic yang punah yang kita kitahui sekarang.

· Crimean Gothic

Bahasa Gothic yang asli secara pokok punah sebelum dark ages. Akan tetapi, di wilayah Crimean Ukraina, ada beberapa kelompok kecil yang menggunakan bahasa Gothic hingga abad ke-17. Sangat disayangkan dan juga mengherankan, dimana hanya ada sedikit yang mengetahui tentang Crimean Gothic dibandingkan dengan bahasa Gothic yang asli.

· Pelafalan dalam Bahasa Gothic

Secara umum pelafalan menunjuk kepada bagaimana sebuah kata diucapkan. Apapun bahasa yang kamu pelajari, pelafalan sangat penting. Untuk memahami bagaimana mengetahui arti dari sebuah kata, anda harus memahami konsep syllable. Contohnya kata ‘sentence’ memiliki dua syllabel (suku kata): “sen – tence”, dan ‘considered’ memiliki tiga suku kata: “con-sid-ered”.

Pelafalan dalam bahasa Gothic lebih mudah dibandingkan dengan bahasa Inggris. Dalam kata-kata yang sederhana, penekanan selalu pada suku kata pertama, hal ini tetap digunakan walaupun sebuah kata memiliki prefix/awalan atau suffix/akhiran. Gabungan kata,bagaimanapun, memiliki pelafalan yang berbeda. Jika elemen yang kedua dari sebuah kata merupakan kata benda atau sebuah kata sifat, tata bahasa untuk kata-kata yang sederhana harus tetap diikuti. Akan tetapi, dalam kata-kata dimana elemen kedua merupakan sebuah kata kerja, suku kata yang pertama dari elemen kedua adalah yang diberi penekanan.

· Abjad dalam Bahasa Gothic

Terdapat sekitar tiga naskah yang biasanya ditulis dengan bahasa Gothic. Yang pertama adalah abjad Ulfilan, yang diciptakan oleh Uskup Wufilas. Gothic juga ditulis dalam Elder Futhark , dan dalam tatabahasa utamanya digunakan abjad latin. (Belum ada informasi yang lengkap mengenai dua naskah yang lain). Jadi dalam bagian ini akan difokuskan pada penggunaan abjad Ulfin dan Latin.

· Konsonan (huruf mati)

Konsonan atau huruf mati – yang dibeberapa buku menjadi pusat perhatian – adalah semua huruf-huruf dalam abjad yang tidak mewakili bunyi huruf vokal. Berbeda dengan huruf vokal, konsonan memerlukan artikulasi berbagai bagian dari mulut dan bibir.

· Diphthongs

Ulfilas tidak pernah membedakan anatara beberapa diphthongs, jadi salah satu cara untuk mengingat pelafalan dari kata adalah mengingat kata yang digunakan dalam transliterasi Latin.

Anda juga harus memperhatikan, sejauh anda mengalami kemajuan dalam bahasa, ada beberapa kata yang akan berakhir tiba-tiba dengan nada tanpa sebuah huruf vokal.

· Angka

Seperti halnya Yahudi kuno dan Yunani kuno, huruf-huruf juga berhubungan dengan sejumlah angka. Dua kata-kata dari abjad Gothic juga digunakan untuk menegaskan mengenai angka-angka. Pembubuhan tanda pisah sebelum atau sesudah jumlah untuk membedakannya dari kata yang tunggal. Sekarang, hal tersebut tidak terlalu penting untuk mengetahui angka apa yang berhubungan dengan angka yang mana. Angka-angka ini aka diuraikan pada postingan yang lain.

To be Continued……

· Sumber :

- Lehmann, Winfred P.; Helen-Jo J. Hewitt (1986). A Gothic Etymological Dictionary. Leiden: E.J. Brill. pp. 164. ISBN 9004081763, 9789004081765.

- http://www.mysolitaryground.org/

- http://www.metalhubs.com/category/gothic-download/

- Jordanes; Charles C. Mierow, Translator (1997) (html). The Origins and Deeds of the Goths. Calgary: J. Vanderspoel, Department of Greek, Latin and Ancient History, University of Calgary. http://www.acs.ucalgary.ca/~vandersp/Courses/texts/jordgeti.html. Retrieved on 2008-09-05.

- http://en.wikibooks.org/wiki/Gothic

- http://en.wikibooks.org/wiki/Gothic/1/Accentuation

Monster dalam Mitologi Yunani Kuno (Part I)

Mitologi Yunani takkan lengkap tanpa kehadiran legenda monster-monster. Kadang-kadang seseorang hanya menjadikan mitologi dewa-dewa dan monster-monster tersebut sesuatu yang hanya untuk mendapatkan daya tarik saja. Mitologi tentang makhluk-makhluk yang akan anda temui hanya sedikit dari kebanyakan yang dikenal sepanjang mitologi Yunani Kuno. Seperti halnya mitologi tentang monster pada cerita anak-anak, kebanyakan dari monster dalam cerita anak-anak tersebut telah digunakan untuk membuat mitologi lebih menarik dan untuk menanamkan ketakutan dalam setiap orang yang mengikutinya.

· Chimaera

Dalam mitologi Yunani kuno dikenal sebuah makhluk yang dikenal dengan nama Chimaera. Makhluk ini merupakan anak perempuan dari Typhon dan Echidna. Tapi Chimaera sebagai gadis kecil sebenarnya tidak dalam artian yang ‘kecil’, Chimaera adalah sesosok fire-breathing monster dengan kepalanya yang menyerupai kepala singa, memiliki tubuh menyerupai kambing dan berbuntut ular. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara visual ia sangat menakutkan, ia memainkan perannya dengan baik dalam meneror orang-orang di Lycia. Hal yang paling populer darinya diangkat dari mitologi tentang Bellerophon.

Bellerophon, dikenal sebagai sesosok yang berperan untuk menjinakkan Pegasus yang masih liar. Petualangannya dimulai ketika ia dengan tidak sengaja membunuh saudara laki-lakinya (beberapa mitologi menyebutkan bahwa ia bukan merupakan saudara kandungnya melainkan sesosok orang yang kejam). Tanpa menghiraukannya, melihat dari pembunuhan tersebut, ia mengasingkan diri dari tanah kelahirannya dan pergi ke sebuah kota bernama Argos untuk membersihkan dan menebus kesalahannya tersebut. Raja Argos, Proetus, menyambut kedatangan Bellerophon yang masuk dalam kerajaannya yang kemudian raja tersebut mengampuni dan membersihkannya dari tragedi pembunuhan tersebut.

Semuanya berjalan dengan sangat baik bagi seorang Bellerophon namun seuanya berakhir ketika istri dari Raja Argos jatuh cinta kepadanya. Dengan mempertaruhkan kehormatannya sebagai seorang laki-laki, ia kemudian membuat kecewa sang ratu dengan menolak cintanya. Kekecewaanya tersebut dialihkan dengan membuat pernyataan palsu. Ia berkata kepada suaminya bahwa Bellerophon mencoba untuk memperkosanya. Sudah pasti Raja Argos sebagai suaminya tidak dapat membiarkan kejahatan ini berjalan tanpa hukuman, tetpi ia disatu sisi sang raja sangat menyukai Bellerophon untuk tetap tinggal dalam kerajaannya. Pada satu sisi Bellerophon sebagai tamu dalam kerajaannya; hal tersebut akan mematahkan hukum dalam etika penerimaan tamu dalam sebuah kerajaan jika sang raja menghukumnya dengan hukuman mati. Kemudian beliau memiliki ide untuk mengirim Bellerophon ke pada kerajaan ayahnya dengan sebuah surat bersegel yang meminta untuk menghukum mati Bellerophon.

Bellerophon membiarkan Raja Argos sebagai seorang raja di Proetus dan mengikuti perintahnya untuk perdi ke Lycia yang disambut dengan hangat oleh Raja Iobates. Kemudian beliau mengadakan perjamuan untuk menyambut kedatangannya tersebut kira-kira dalam seminggu berturut-turut sebelum menyampaikan apa yang ada dalam surat yang diberikan oleh Raja Argos bersamanya. Ketika ia membukanya dan melihat sendiri apa yang tertulis, ia tetap berada dalam posisinya yang sulit seperti ketika ia berada di Proetus. Raja Argos tidak menginginkan darah dari Bellerophon di tangannya, jadi ia memerintahkan Bellerophon untuk memburu Chimaera, yang telah mengganggu kerajaannya dalam beberapa waktu.

Sang raja telah memperhitungkan bahwa Bellerophon dipastikan akan kalah dalam memburu Chimaera. Monster ini dikenal tidak memiliki belas kasihan dan menghancurkan apapun yang berada di penglihatannya. Ratusan prajurit saja dapat dikatakan sulit unutk mengalahkannya. Seorang anak muda seperti Bellerophon diyakini tidak memiliki kesempatan untuk menang melawannya. Akan tetapi, Bellerophon merupakan pawang dari pegasus-pegasus liar, jadi ia tidak sendirian dalam pertarungannya. Bellerophon menggunakan pegasus untuk terbang menghindari serangan Chimaera yang menyemburkan semburan api yang keluar dari mulutnya (senjata ini dipercaya sebagai senjata andalan dari Chimaera).

Bellerophon yang terbang dengan pegasus menukik kebawah hingga berada tepat diatas Chimaera, dan kemudian menghujaninya dengan panah-panah sebelum ia memperoleh kesempatan untuk menyerang. Bellerophon telah berhasil dalam misinya yang fenomenal ini dan kemudian kembali untuk menghadap King Iobates dengan membawa kabar bahwa monster tersebut telah ia taklukkan.






· Minotaur

Jika anda ingat, Raja Minos dan Poseidon pernah berencana untuk menyembelih seekor sapi yang ‘indah’ sebagai hewan kurban. Kemudian Poseidon mengirimnya kepada Minos sebagai orang yang layak dalam kurban tersebut. Tetapi Minos sangat terpikat oleh ‘keindahan’ sapi tersebut sehingga ia menggagalkan untuk mengorbankan sapi tersebut. Selain Minos, istrinya, Pasiphae, juga menyukainya. Faktanya pasangan suami istri ini tertarik dan menyukai sapi tersebut. (Beberapa mitologi menyebutkan bahwa Poseidon sebetulnya berperan akan kecintaan Pasiphae terhadap sapi tersebut. Poseidon membuat Pasiphae ‘jatuh cinta’ terhadap sapi tersebut untuk membujuk Minos agar tidak menyembelihnya untuk di kurban-kan.)

Pasiphae memerintah seorang arsitektur handal bernama Daedelus untuk membangun sebuah cekungan seperti lembah yang menyerupai bentuk lembu. Ia bersembunyi dalam cekungan tersebut bersama dengan sapi kesayangannya tersebut. Terdapat sebuah norma dalam beberapa miotolgi, diketahui Pasiphae telah hamil dari hasil perkawinannya dengan sapi tersebut dan anaknya diberi nama Minotaur. Minotaur adalah sebuah makhluk yang berbadan manusia namun berkepala sapi.

Tidak tahu harus berbuat apa terhadap makhluk tersebut, Minos akhirnya mengmbil keputusan untuk meminta pertolongan kepada Daedelus (dia sebenarnya yang bertanggung jawab dan berperan penting atas kehadiran Minotaur). Minos memerintahkan Daedelus untuk membangun sebuah gua yang besar di bawah tanah untuk dijadikan rumah bagi Minotaur.

Daedelus menjalankan perintah dari Minos dan kemudian membangun sebuah labyrint yang sangat rumit sehingga tidak ada satu orang pun dapat menemukan jalan kembali dan terjebak didalamnya – ini merupakan sebuah penjara bagi Minotaur. Terasing dalam gua bawah tanahnya, Minotaus hidup dengan tidak bisa berbuat banyak dalam pengembaraannya didalam gua tersebut, dalam memperoleh makanan, ia hanya dapat memakan apa yang berada dihadapannya saja.

Sementara itu, Minos telah menorehkan namanya dengan prestasinya sebagai seorang ekspansionis sekaligus penguasa. Ia menyatakan dirinya sebagai penguasa dari lautan, dan tetap memburu wilayah-wilayah baru.

Ia menyatakan perang dengan Athens karena anaknya yang bernama Androgeus tewas di Athens. Akan tetapi, Athens terlalu kuat bagi Raja Minos dan ia gagal merebut kota Athens, namun hal ini tidak menghentikannya. Ia terus memohon (sebagai anak dari Zeus being the son of Zeus, his prayers were usually well

received) untuk suatu wabah yang dahsyat untuk menglahkan Athens.

Doanya tersebut kemudian dikabulkan dan Athens diserang dengan wabah yang sangat dahsyat, Raja Aegeus sebagai penguasa Athens hanya memiliki sedikit pilihan dengan mencoba untuk berunding dengan Minos. Raja Minos berkata bahwa wabah tersebut akan hilang jika Raja Aegeus membuat sebuah persembahan dengan mengorbankan empat puluh remaja disetiap tahunnya.

Setah berkonsultasi dengan Delphic Oracle, yang jug mengatakan bahwa hanya setelah membuat sebuah persembahan dengan mengorbankan remaja-remaja ditiap tahunnya maka wabah akan pergi, akhirnya Raja Aegeus menyetujuinya. Setiap tahunnya, Athens harus mengirim tujuh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan kepada Raja Minos. Remaja-remaja ini akan dibuang ke gua bawah tanah sebagai makanan Minotaur. Minotaur adalah makhluk yang mengerikan, bukan karena ia telah menjelajahi dunia bawah tanah menghancurkan apa saja yang ada dihadapannya atau karena memburu siapa saja yang mengganggunya. Minotaur ditakuti karena memiliki kemampuan yang orang lain tidak memiliknya untuk lari dari labyrinth. Jadi kesempatan untuk bersembunyi dan lari dari labyrinth adalah sia-sia bagi para korban. Mereka pasti akan ditemukan oleh Mintaur dan akan menjadi santapannya.



Minotaur dalam mitologi Yunani kuno

Sumber:

Diterjemahkan dari buku dengan judul The Everything Classical Mytology Book: Greek and Roman Gods, Godesses Heroes and Monsters from Ares to Zeus dalam bab yang berjudul Monsters Madness yang ditulis oleh Lesley Bolton yang diterbitkan oleh Adam Media Corperation tahun 2002.



Senin, 02 Februari 2009

Walls Of Jericho : The American Dream

Tracklist:
1. The New Ministry (2:41)
2. II The Prey (2:40)
3. The American Dream (3:16)
4. Feeding Frenzy (3:53)
5. I The Hunter (2:18)
6. Famous Last Words (1:45)
7. A Long Walk Home (3:16)
8. III Shock Of The Century (2:44)
9. Discovery Of Jones (4:14)
10. Standing On Paper Stilts (2:32)
11. Night Of A Thousand Torches (2:59)
12. The Slaughter Begins (3:39)

Nighwisth : Bye Bye Beautifull (2008)




Genre: Symphonic Metal/Symphonic Power Metal
Format: mp3
Bitrate: VBR @ 320kbps
Covers: None


Tracklist:
1. Bye Bye Beautiful (4:19)
2. The Poet And The Pendulum (Demo Version) (13:43)
3. The Escapist (5:01)
4. Bye Bye Beatifull (DJ Orkidea Remix) (12:07)




Zaman Kegelapan Pada Musik Mainstream Indonesia

Dari sebuah artikel dalam majalah Trax Music & Attitude Magazine mengenai fluktuasi musikalitas band-band mainstream di Indonesia, tergugah lah gw buat sekedar memberikan gambaran mengenai nasib mainstream di Indonesia yang mulai masuk kedalam era kegelapan. Yaa era kegelapan seperti yang terjadi pada abad pertengahan di Eropa.

Begini Ceritanya…. EnjOoOii….

Tak bisa dipungkiri, era kemunculan Radja yang sangat fenomenal rupanya menginfluence band-band beraliran sejenisnya untuk berlomba meraih kesuksesan yang telah ditorehkan oleh sang pioneer. Keberhasilan dalam cara mengemas musik yang tetap bernuansa kental melayu, penampilan dipanggung, hingga jalur promosi yang mampu membalikkan wajah sejumlah stasiun TV dan penyelenggara hburan untuk menayangkannya, kini telah dibuktikan oleh mereka yang kini sedang mendulang rupiah. Siapa saja pemeran-pemeran “baru” ini?

MINIM TEHNIS, LARIS MANIS

Ini dia sebuah grup band yang dianggap paling vulgar mengeksploitasi pasar musik Indonesia yaitu Kangen Band. Berdiri media tahun 2005, band hasil tongkrongan Doody (gitar), Andika (vokal), Tama (gitar), Lim (drums) Nory (bass) dan Barry (Keyboards) di depan gang di daerah Ratulangi Bandar Lampung itu, tahun kemarin telah mencapai angka penjualan hingga 300 ribu keping bersama major label Warner Music. Angka itu diluar jumlah tak terhitung yang laku lewat lapak bajakan.

Berbekal kepolosan bermusik dan cara menulis lirik, Kangen Band membuat album dari hasil patungan lalu disebarkan di radio-radio setempat. Entah kenapa, lagu-lagunya sampai ke tangan para pembajak dan kemudian menyebar luas hingga seluruh Indonesia.

Boomingnya di kalangan lapak hingga masyarakat menengah kebawah, rupanya menarik Warner Music untuk mengedarkannya secara resmi. Tidak perlu waktu lama, beberapa tahun kemudian, angka penjualan debut album mereka mencapai 300 ribu keping. Naun kehadiran band ini rupanya ikut memancing berbagai pihak untuk berkomentar baik pro dan kontra. Dengan materi yang bisa dibilang ‘murahan’ oleh sejumlah orang, kemunculannya dianggap merusak tatanan musik secara umum, meracuni anak-anak muda untuk tidak perlu berkreatifitas tinggi dalam bermusik. Sedangkan dilain pihak, kehadiran mereka dianggap sebagai hero dari para band daerah yang ingin sukses dipasaran musik Indonesia.

BARAT DITOLAK, MUSIK DIGASAK

Beda pula yang dilakukan oleh band yang bernama Anima, diambil dari singkatan Anak Seni Berlima yang digawangi barudak Bandung, Lucky (vokal), Eldy (bass), Andri (Drums), Rhino (gitar), dan N-kan (gitar) meniti kesuksesannya melalui jalur yang dulu dijalankan oleh Ian Kasela dkk.

Merasa materi mereka yang diproduksi sendiri kurang mendapat respon di ibukota dan kota-kota besar di Pulau Jawa, termasuk kota asalnya Bandung, Anima banting stir. Lewat label ‘pinggiran’ Zelika Records mereka menjajaki pasar Indonesia bagian timur dan taktik ini pun berhasil. Selain temabng-tembang mereka cepat menapaki tangga lagu radio dan penjualan album seta jadwal show menunjukkan peningkatan grafik yang drastis. Penjualan album menembus angka 100 ribu keping. VCD konser yang mereka terbitkan laris bak kacang goreng, sementara ring back tone dari lagu-lagu anima kabarnya hamir menembus angka 1 miliar. Kenyataan ini membuat Sony BMG buru-buru merangkul mereka untuk merambah pasar nasional yang cukup menjanjikan.

TAKTIK JEMPUT BOLA

Sementara ST 12 (Stasiun Timur 12) adalah band yang berjalan dengan taktik paling unik. Mereka sebenarnya sudah lebih dari 15 tahun berkecimpung di dunia musik. Karena dengan pengalaman yang ada, Pepep (drums), Pepeng (gitar) dan Charly (vokal), berpikir bahwa kebanyakan telinga masyarakat Indonesia tidak bisa jauh dari musik Melayu. Dengan memproduksi sendiri albumnya dan bekerjasama titip edar dengan label kecil, mereka sengaja melakukan promosi gaya jemput bola yaitu mendatangi sekitar 70 stasiun radio daerah.

Berkat-radio-radio tersebut, musik mereka mulai diterima oleh kalangan masyarakat kecil dan dari situlah nama mereka mulai dikenal. Dengan cara tersebut, ST 12 mencatat rekor selama dua tahun lagu-lagu mereka berada diperingkat sepuluh besar ring back tone terlaris. Angka penjualan album perdananya terbiang fantastis yaitu mencapai lebih dari 200 ribu kopi sebelum akhirnya mereka ditarik oleh Trinity Optima, label yang membesarkan Ungu.

MUSIKALITAS VS JUALAN : MUSUH BEBUYUTAN

Dengan banyaknya pro dan kontra yang menghantam keberadaan band-band fenomenal tadi, ST 12 sendiri beranggapan bahwa musik itu masalah selera dan tidak bisa dipaksakan. Sebagai musisi yang ingin bisa eksis dipanga musik mau jualan apa, musikalitas atau komersialitas?

Tentunya dengan kondisi masyarakat baik tingkat daya beli maupun selera, banyak yang mengasumsikan masyarakat luas masih menginginkan musik yang ringan, gampang dimainkan dan mudah dinyanyikan. Itu alasan ST 12 kengapa mereka tetap eksis berkutat dengan musik yang seperti mereka mainkan saat ini.

Seperti sebuah mata pisau yang kedua sisinya mempunyai peranan tersendiri, sisi musikalitas dan komersialitas di industri musik masing-masing juga mempunyai kepentingan. Lantas apakah sekarang kita harus terus berkutat dengan karya-karya yang hanya berorientasi pada penjualan atau berlomba membuat karya yang lebih bermutu? Let your ears to judge.

Sumber:

1. Trax Music & Attitude Magazine
2. http://foto.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/04/tgl/22/time/190123/idnews/927777/idkanal/431/id/1
3. http://foto.detik.com/readfoto/2008/10/14/140400/1019889/431/1/


Sabtu, 31 Januari 2009

Goth : Siapakah Mereka????

Gutans (gutans), mungkin anda akan terheran-heran dengan kata tersebut. Sebuah kata yang asing di telinga kita karena kata tersebut memang bukan berasal dari bahasa yang kita kenal. Gutans adalah sebuah kata dari bahasa Gothik yang menunjukkan sebuah suku yang berperang dengan Kekaisaran Romawi pada sekitar abad III dan IV Masehi. Gutans yang dimaksud dalam hal ini tidak lain merujuk kepada sebuah bangsa yang dikenal dengan nama Goth. Dalam kesempatan kali ini, saya mencoba memaparkan seklias mengenai bangsa ini dimulai dari perkembangannya, kepercayaan yang dianut dan bahasa yang digunakan.

Sekitar Abad ke-3, setidaknya terdapat dua kelompok yang tergolong kedalam bangsa Goth yaitu Thervingi dan Greuthungi. Diketahui bahwa Thervingi pernah menyerang Kekaisaan Romawi pada tahun 263 M dan empat tahun setelahnya tepatnya pada tahun 267 M mereka menaklukan Byzantium. Namun, kemenangan beruntun dalam kurun waktu tujuh tahun tersebut sirna setahun setelah mereka menaklukan Byzantium. Pada Tahun 268 M terjadi sebuah pertempuran yang dikenal dengan sebutan Pertempuran Naissus, dalam peperangan kali ini Thervingi mengalami kekalahan dan kembali ke tepi utara Sungai Donau pada tahun 271 M. Di wilayah ini mereka kemudian bermukim dan mendirikan kerajaan yang berpusat di bekas Provinsi Romawi yaitu di daerah yang bernama Dacia. Sekitar abad V dan VI Goth terpecah menjadi Visigoth dan Ostrogoth dan menguasai daerah yang sekarang menjadi Italia, Spanyol, dan Portugal.

· Visigoth dan Ostrogoth

Visigoth dan Ostrogoth adalah salah 2 cabang suku Goth yang tinggal di Eropa pada akhir kekuasaan Kekaisaran Romawi. Raja Visigoth yang paling terkenal adalah Alaric I, yang berhasil menaklukkan Roma pada 410 Masehi. Setelah kejatuhan Kekaisaran Romawi, Visigoth memegang peran penting di Eropa barat selama dua setengah abad. Suku Goths bermukim di Dacia sampai 376 M, ketika salah satu pemimpin mereka, Fritigern, memohon kepada Kaisar Romawi yaitu Valens agar mereka dapat tinggal di tepi selatan Sungai Donau sedangkan Suku Ostrogoth di utara Laut Hitam, antara sungai Donau dan Dniepr, sekarang Rumania, Moldova, dan Ukraina barat. Di sini mereka berlindung dari suku Hun. Namun daerah ini dilanda Kelaparan dan Roma tidak mau memberi makanan. Mereka kemudian memberontak selama 6 tahun, dan dalam Pertempuran Adrianople (378 M), mereka membantai tentara Romawi dan membunuh kaisar Valens. Kaisar yang baru, Theodosius I, berdamai dengan para pemberontak. Perdamaian ini bertahan sampai Theodosius meninggal pada 395 M. Tahun itu, raja Visigoth Alaric I naik tahta, sementara Theodosius digantikan oleh anak-anaknya Arcadius di timur dan Honorius di barat. Alaric menyatakan perang dan menaklukkan Roma pada 24 Agustus 410 M, dan ibukota Romawi dipindahkan ke Ravenna. Beraih ke Suku Ostrogoth, mereka ditaklukkan oleh suku Hun sekitar tahun 370 M, dengan pemimpinnya Ermanaric melakukan bunuh diri pada 378 M. Mereka kemudian tinggal bersama-sama di daerah Balkan bersama suku Hun. Setelah kematian Attila pada 453 M, suku Ostrogoth memerdekakan diri dalam Pertempuran Nedao pada 454 M yang dipimpin oleh Theodemir. Theodoric, anak Theodemir, kemudian menjadi raja Ostrogoth. Ia dilahirkan sekitar tahun 454 dan dibesarkan di Constantinople.





Visigoth Imigration




The Kingdom of Visigoth

· Kepercayaan Yang Dianut

Untuk Masalah keyakinan, Bangsa Goth memeluk sebuah aliran yang dikenal dengan nama Arianisme. Sebelumnya mereka menyembah Dewa perang Mars. Arianisme adalah sebuah pandangan kristologis yang dianut oleh para pengikut Arius, seorang presbiter Kristen yang hidup dan mengajar di Alexandria, Mesir, pada awal pada awal abad ke-4. Arius mengajarkan bahwa berbeda dengan Allah Bapa, Allah Anak, tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Ia mengajarkan bahwa Yesus sebelum menjelma adalah makhluk ilahi, namun ia diciptakan oleh Sang Bapa pada suatu saat tertentu -- dan oleh karenanya statusnya lebih rendah daripada Sang Bapa. Sebelum penciptaan-Nya itu, Sang Putra tidak ada. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kadang-kadang dikatakan bahwa kaum Arian percaya bahwa Yesus, dalam konteks ini, adalah suatu "makhluk". Kata yang digunakan dalam pengertian aslinya adalah "makhluk ciptaan."

Konflik antara Arianisme dan keyakinan Trinitarian adalah konfrontasi doktriner besar pertama dalam Gereja setelah agama Kristen dilegalisasikan oleh Kaisar Konstantin I. Kontroversi tentang Arianisme ini meluas hingga sebagian besar dari abad ke-4 dan melibatkan sebagian terbesar anggota gereja, orang-orang percaya yang seerhana dan para biarawan, serta para uskup dan kaisar. Sementara Arianisme memang selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga Kaisar, kaum bangsawan Kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya, pada akhirnya Trinitarianismelah yang menang secara teologis dan politik pada akhir abad ke-4. dan sejak saat itu telah menjadi doktrin yang praktis tidak tertandingi di semua cabang utama Gereja Timur dan Barat. Arianisme, yang diajarkan oleh misionaris Arian Ulfilas kepada suku-suku Jermanik, memang bertahan selama beberapa abad di antara sejumlah suku Jermanik di Eropa barat, khususnya suku-suku Goth dan Longobard tetapi sejak itu tidak memainkan peranan teologis yang penting lagi.

· Bahasa Gothic

Bahasa Gothik (gutiska razda) adalah sebuah bahasa Jermanik yang sudah punah dan dipertuturkan oleh bangsa Goth dan terutama kaum Therving. Bahasa ini terutama diketahui dari Codex Argenteus, sebuah salinan naskah dariabad ke-6 dari naskah asli yang berasal dari abad ke-4 dan merupakan sebuah terjemahan Alkitab. Naskah ini merupakan satu-satunya bahasa Jermanik Timur dengan korpus yang besar. Yang lain-lain, termasuk bahasa Burgundia dan bahasa Vandal hanya diketahui, itupun jika bisa, dari nama-nama pribadi saja yang tercatat pada laporan sejarah. Sebagai sebuah bahasa Jermanik, bahasa Gothik merupakan bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini merupakan bahasa Jermanik yang tercatat paling awal, namun tidak memiliki turunan modern. Dokumen tertua dalam bahasa Gothik berasal dari abad ke-4. Bahasa ini menjadi merosot semenjak pertengahan abad ke-6, antara lain karena kekalahan militer kaum Goth oleh kaum Frank, eliminasi kaum Goth di Italia, masuknya kaum Goth secara massal ke agama Katolik Roma yang sebelumnya beragama Arianisme, dan keterpencilan geografis.

Bahasa ini bisa hidup sampai abad ke-8 di Spanyol dan penulis Frank Walafrid Strabo menulis bahwa bahasa ini masih dipertuturkan di daerah Donau hilir dan beberapa tempat pegunungan terpencil di Semenanjung Krim pada awal abad ke-9. Keberadaan korpus-korpus yang cukup awal ini membuat bahasa ini sangat penting dalam ilmu perbandingan bahasa. Nama asli bahasa ini tidak diketahui namun rekonstruksi *gutiska razda didasarkan pada Jordanes Gothiskandza (dibaca sebagai gutisk-andja yang artinya "akhir (atau batas) Gothik"). Sementara itu razda "bahasa" ditemukan pada misalkan Matius 26:73.

Di bawah disajikan sebuah contoh bahasa Gotik. Yang diambil adalah doa Bapa Kami yang diterjemahkan secara harafiah ke dalam bahasa Indonesia

* Bahasa Gothik:

o Atta unsar, þu in himinam, weihnai namô þein. Qimai þiudinassus þeins. Waírþai wilja þeins, swê in himina jah ana aírþai. Hlaif unsarana þana sinteinan gif uns himma daga. Jah aflêt uns þatei skulans sijaima, swaswê jah weis aflêtam þaim skulam unsaraim. Jah ni briggais uns in fraistubnjai, ak lausei uns af þamma ubilin. Unte þeina ist þiudangardi jah mahts jah wulþus in aiwins.

* Terjemahan harafiah

Bapa kami, Engkau di Sorga, terpujilah Nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, seperti di Sorga dan di Bumi. Roti kami setiap hari, berikanlah kami hari ini. Dan ampunilah kami, orang bersalah, seperti kami mengampuni yang bersalah pada kami. Dan jangan bawa kami ke percobaan, namun bebaskan kami dari yang jahat. Sebab milik-Mu lah Kerajaan dan Kekuasaan dan Kemuliaan secara abadi.